The female body is an incredible and complex system, finely tuned to go through remarkable changes every month. Memahami siklus ini bisa membantu kita menghargai dan mengelola gejala yang datang bersama perubahan-perubahan itu. Yuk, jelajahi lebih dalam tentang fase-fase siklus menstruasi, hormon yang terlibat, dan bagaimana mereka mempengaruhi mood dan tubuh kita!

Menstrual Phase (Hari ke 1-5)

What Happens: menstruasi terjadi saat lapisan rahim (endometrium) luruh melalui vagina

Hormones: Kadar estrogen dan progesteron rendah

Mood Changes: mood swings, mudah marah, mudah lelah, mudah sedih atau depresi ringan

Body Changes: Kram perut, kembung, nyeri payudara, sakit kepala, masalah pencernaan

✨Follicular Phase (Hari ke 1-13)

What Happens: tubuh bersiap untuk ovulasi. Kelenjar pituitari melepaskan Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang merangsang ovarium untuk memproduksi folikel. Biasanya, hanya satu folikel yang akan matang menjadi sel telur 

Hormones: Kadar estrogen meningkat seiring pertumbuhan folikel

Mood Changes: mood lebih baik, motivasi meningkat, libido meningkat

Body Changes: energi bertambah, kulit lebih cerah, berat badan mungkin sedikit turun

💗FYI: Menstrual dan follicular phase dimulai bersamaan pada hari pertama siklus karena proses peluruhan lapisan rahim (menstruasi) dan persiapan untuk ovulasi (follicular phase) terjadi secara hormonal dan berkelanjutan.

✨Ovulation Phase (Hari ke 14)

What Happens: folikel matang melepaskan sel telur dari salah satu ovarium. Sel telur bergerak melalui tuba falopi menuju rahim. 

Hormones: Lonjakan Luteinizing Hormone (LH) memicu ovulasi. Kadar Estrogen mencapai puncaknya sebelum ovulasi.

Mood Changes: Libido meningkat, lebih percaya diri, sensitif secara emosional

Body Changes: lendir serviks menjadi bening dan elastis, Mittelschmerz (nyeri ringan di perut bagian bawah), suhu tubuh basal meningkat, payudara lebih sensitif

✨Luteal Phase (Hari ke 15-28)

What Happens: folikel kosong berubah menjadi corpus luteum, yang mengeluarkan progesteron untuk mempertahankan lapisan  rahim yang menebal. Jika sel telur tidak dibuahi, corpus luteum akan hancur, menyebabkan menstruasi.

Hormones: Kadar progesteron awalnya meningkat, kemudian bersama dengan estrogen kadar turun jika tidak terjadi kehamilan.

Mood Changes: Peningkatan stres, kelelahan, dan tentu saja gejala PMS: mood naik turun, mudah marah, cemas, dan depresi.

Body Changes: kembung sehingga menyebabkan perut terasa lebih keras, nyeri payudara, jerawat, nafsu makan berubah, masalah pencernaan, berat badan mungkin sedikit naik, terjadi retensi air sehingga perut bagian bawah terlihat lebih bengkak.

P.S: depresi sangat bisa terjadi pada fase tertentu dari siklus menstruasi, terutama selama fase luteal. Ini disebabkan oleh perubahan hormonal, guys. Selama fase luteal, terjadi peningkatan progesteron dan penurunan estrogen. Fluktuasi hormonal ini dapat mempengaruhi neurotransmitter di otak, seperti serotonin, yang berperan penting dalam mengatur suasana hati. Ketika kadar serotonin menurun, ini dapat menyebabkan gejala depresi dan kecemasan.

Durasi setiap fase siklus menstruasi bisa berbeda-beda pada setiap wanita. Siklus menstruasi yang normal berkisar antara 21 hingga 35 hari, dan setiap fase dapat bervariasi. Misalnya, Follicular Phase dapat berlangsung antara 10 hingga 23 hari, sedangkan Luteal Phase biasanya berlangsung sekitar 14 hari, tetapi dapat bervariasi dari 7 hingga 19 hari​.

 

💡Best Period Tracking Apps

Untuk membantu kamu lebih memahami dan mengelola siklus menstruasi personalmu, berikut beberapa aplikasi rekomendasi yang bisa kamu gunakan:

Jika kamu pengguna Apple, maka kamu bisa gunakan Health App di iOS yang sepenuhnya bebas biaya langganan untuk melacak siklus menstruasi dan memprediksi fertilitas. Beberapa kemampuan Health App: Cycle tracking, Symptoms tracking, Fertility tracking, Notifikasi tentang jendela kesuburan atau periode menstruasi mendatang sesuai dengan data yang kamu masukkan di periode sebelumnya, juga Integration: Health App terintegrasi dengan data kesehatan dan kebugaran lainnya, memberikan pandangan holistik tentang kesehatanmu secara keseluruhan.

💗 Embracing the Journey

Siklus menstruasi adalah bukti bahwa tubuh wanita sangat adaptif. Setiap fase membawa perubahan dan pengalaman unik, membuat setiap hari menjadi sebuah perjalanan yang berharga. Dengan memahami siklus ini dan menghormati perubahan dalam tubuh kita, kita bisa menjaga kesehatan dengan lebih baik, mengelola gejala-gejalanya dengan lebih efektif, dan bisa menciptakan hubungan yang lebih harmonis dengan tubuh yang kita miliki. You’re doing great, and wonderful. Keep it up, ladies.

The female body is an incredible and complex system, finely tuned to go through remarkable changes every month. Memahami siklus ini bisa membantu kita menghargai dan mengelola gejala yang datang bersama perubahan-perubahan itu. Yuk, jelajahi lebih dalam tentang fase-fase siklus menstruasi, hormon yang terlibat, dan bagaimana mereka mempengaruhi mood dan tubuh kita!

Menstrual Phase (Hari ke 1-5)

What Happens: menstruasi terjadi saat lapisan rahim (endometrium) luruh melalui vagina

Hormones: Kadar estrogen dan progesteron rendah

Mood Changes: mood swings, mudah marah, mudah lelah, mudah sedih atau depresi ringan

Body Changes: Kram perut, kembung, nyeri payudara, sakit kepala, masalah pencernaan

✨Follicular Phase (Hari ke 1-13)

What Happens: tubuh bersiap untuk ovulasi. Kelenjar pituitari melepaskan Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang merangsang ovarium untuk memproduksi folikel. Biasanya, hanya satu folikel yang akan matang menjadi sel telur 

Hormones: Kadar estrogen meningkat seiring pertumbuhan folikel

Mood Changes: mood lebih baik, motivasi meningkat, libido meningkat

Body Changes: energi bertambah, kulit lebih cerah, berat badan mungkin sedikit turun

💗FYI: Menstrual dan follicular phase dimulai bersamaan pada hari pertama siklus karena proses peluruhan lapisan rahim (menstruasi) dan persiapan untuk ovulasi (follicular phase) terjadi secara hormonal dan berkelanjutan.

✨Ovulation Phase (Hari ke 14)

What Happens: folikel matang melepaskan sel telur dari salah satu ovarium. Sel telur bergerak melalui tuba falopi menuju rahim. 

Hormones: Lonjakan Luteinizing Hormone (LH) memicu ovulasi. Kadar Estrogen mencapai puncaknya sebelum ovulasi.

Mood Changes: Libido meningkat, lebih percaya diri, sensitif secara emosional

Body Changes: lendir serviks menjadi bening dan elastis, Mittelschmerz (nyeri ringan di perut bagian bawah), suhu tubuh basal meningkat, payudara lebih sensitif

✨Luteal Phase (Hari ke 15-28)

What Happens: folikel kosong berubah menjadi corpus luteum, yang mengeluarkan progesteron untuk mempertahankan lapisan  rahim yang menebal. Jika sel telur tidak dibuahi, corpus luteum akan hancur, menyebabkan menstruasi.

Hormones: Kadar progesteron awalnya meningkat, kemudian bersama dengan estrogen kadar turun jika tidak terjadi kehamilan.

Mood Changes: Peningkatan stres, kelelahan, dan tentu saja gejala PMS: mood naik turun, mudah marah, cemas, dan depresi.

Body Changes: kembung sehingga menyebabkan perut terasa lebih keras, nyeri payudara, jerawat, nafsu makan berubah, masalah pencernaan, berat badan mungkin sedikit naik, terjadi retensi air sehingga perut bagian bawah terlihat lebih bengkak.

P.S: depresi sangat bisa terjadi pada fase tertentu dari siklus menstruasi, terutama selama fase luteal. Ini disebabkan oleh perubahan hormonal, guys. Selama fase luteal, terjadi peningkatan progesteron dan penurunan estrogen. Fluktuasi hormonal ini dapat mempengaruhi neurotransmitter di otak, seperti serotonin, yang berperan penting dalam mengatur suasana hati. Ketika kadar serotonin menurun, ini dapat menyebabkan gejala depresi dan kecemasan.

Durasi setiap fase siklus menstruasi bisa berbeda-beda pada setiap wanita. Siklus menstruasi yang normal berkisar antara 21 hingga 35 hari, dan setiap fase dapat bervariasi. Misalnya, Follicular Phase dapat berlangsung antara 10 hingga 23 hari, sedangkan Luteal Phase biasanya berlangsung sekitar 14 hari, tetapi dapat bervariasi dari 7 hingga 19 hari​.

 

💡Best Period Tracking Apps

Untuk membantu kamu lebih memahami dan mengelola siklus menstruasi personalmu, berikut beberapa aplikasi rekomendasi yang bisa kamu gunakan:

Jika kamu pengguna Apple, maka kamu bisa gunakan Health App di iOS yang sepenuhnya bebas biaya langganan untuk melacak siklus menstruasi dan memprediksi fertilitas. Beberapa kemampuan Health App: Cycle tracking, Symptoms tracking, Fertility tracking, Notifikasi tentang jendela kesuburan atau periode menstruasi mendatang sesuai dengan data yang kamu masukkan di periode sebelumnya, juga Integration: Health App terintegrasi dengan data kesehatan dan kebugaran lainnya, memberikan pandangan holistik tentang kesehatanmu secara keseluruhan.

💗 Embracing the Journey

Siklus menstruasi adalah bukti bahwa tubuh wanita sangat adaptif. Setiap fase membawa perubahan dan pengalaman unik, membuat setiap hari menjadi sebuah perjalanan yang berharga. Dengan memahami siklus ini dan menghormati perubahan dalam tubuh kita, kita bisa menjaga kesehatan dengan lebih baik, mengelola gejala-gejalanya dengan lebih efektif, dan bisa menciptakan hubungan yang lebih harmonis dengan tubuh yang kita miliki. You’re doing great, and wonderful. Keep it up, ladies.

you might also like